Medela Manual Breast Pump

Marhaban yaa Ramadhan…sebentar lagi ramadhan kembali menyapa kita. Menjelang ramadhan seperti ini, jadi teringat kembali ramadhan 2 tahun lalu. Saat itu merupakan terakhir kali saya menggunakan Pompa ASI dan mulai belajar memerah asi menggunakan tangan.

Sebenarnya tidak pernah kepikiran sama sekali untuk membeli alat ini. Sejak awal kehamilan, saya dan suami bertekad akan memberikan ASI saja kepada anak kami. Setelah melahirkan, alhamdulillah ASI langsung keluar. Rencananya, 2 minggu menjelang masuk kerja, saya mau mulai menyetok ASIP. Kirain memerah itu mudah, ternyata….sulit. Dengan modal nekad, saya menggunakan tangan untuk memerah. Perkiraan saya akan dapat paling tidak 50 ml ASI, ternyata di luar dugaan, untuk mendapatkan 10 ml saja lamanya bukan main, dan itupun tangan saya sampai merah-merah karena cara memerahnya yang salah. Setelah mencoba beberapa kali dan waktu masuk kerja semakin dekat, akhirnya saya menyerah untuk membeli pompa.

Setelah searching-searching di google dan nanya teman yang sudah punya anak, akhirnya suami pergi ke Cempaka Mas, tentunya dengan membawa pesan saya ‘beli yang paling murah ya’, he biar ngirit… Ternyata disana banyak sekali babyshop yang menjual berbagai macam pompa. lumayan lama suami muter-muter di sana, nyari yang paling cocok, dan sibuk menawar. Setelah hampir 3 jam, akhirnya suami pulang. Pompa yang akhirnya dibeli adalah Medela Manual Breastpump.

 Medela Manual Breastpump ini dibeli dengan harga Rp 175.000, jauh lebih murah dari yang elektrik. Kelengkapannya tediri dari corong penghisap, membran, piston, botol dan dudukan botol. Pemakaiannya dengan cara menarik dan mendorong pistonny. Tekanan hisapan pompanya bisa diubah-ubah tergantung kemampuan kita.

Awal-awal menggunakan pompa ini hanya sedikit sekali asi yang keluar, karena belum terbiasa kali ya.. Setelah beberapa lama, mulai terlihat hasilnya. Masalah mulai muncul pada saat bulan ramadhan. Karena puasa kan badan jadi lemes, sedangkan penggunaan pompa medela ini perlu tenaga yang lumayan banyak. Pada hari-hari biasa saja saya bisa ngos-ngosan apalagi pada bulan ramadhan. Karena takut produksi asi menurun karena tenaga terkuras, akhirnya saya mulai belajar memerah asi menggunakan tangan.

Setelah mahir memerah asi menggunakan tangan, akhirnya pompa medela nya saya pensiunkan. Pernah ada teman yang pinjem, cuma katanya akhirnya g dipake juga. Demikian pengalaman saya menggunakan Medela Manual Breastpump. Semoga bermanfaat..

One response to this post.

  1. saya pake mini elektrik
    dikado sih hehe 😀

    Balas

Tinggalkan komentar